Cari Blog Ini

Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerpen. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Juni 2009

Cerita rakyat Bombana


Assalamualaikum wr.wb.

Berikut ini akan kami ketengahkan sebuah cerita rakyat Kabupaten Bombana, dimana cerita ini mempunyai keterkaitan dengan pembukaan dan eksplorasi tambang emas di Kabupaten Bombana.. Cerita ini telah mendapat juara I dalam Lomba seni sastra mengarang cerita pendek se – provinsi Sulawesi Tenggara.

Ingin tahu kelanjutan ceritanya?..............

......, sebelumnya akan saya informasikan mengenai data diri dari penulis ceritanya, dan dapat dipastikan anda semua akan terkejut, berikut biodata sang penulis :

N a m a : ARMILA ANNY WAHYUNI

Jenis Kelamin : PEREMPUAN

Tempat / Tanggal Lahir : KASIPUTE, 29 APRIL 1995

Alamat Rumah : JLN. JENDERAL SUDIRMAN

Kode Pos : 93771

Alamat Sekolah : SMPN I RUMBIA, JLN. KI HAJAR DEWANTARA. (KP. 93771)

Judul Cerpen : BUAYA EMAS DI “TAHI ITE”

Armila Anny Wahyuni adalah anak kandung dari pasutri Abdul Rahman. S dengan Muliati, yang mana dalam kesehariannya baik di rumah maupun di sekolah Armila adalah anak yang baik, rajin, pandai dan cerdas. Seorang anak kecil seperti Armila tidak lepas dari yang namanya pergaulan dan pertemanan dengan anak – anak sebayanya, namun dia tidak pernah lupa akan sekolah dan pelajarannya. Salah satu pelajaran yang dia paling sukai adalah pelajaran kesenian dan sastra. Untuk pelajaran tersebut dia selalu mendapat nilai yang bagus, olehnya itu Armila di utus untuk mewakili sekolahnya dalam perlombaan mengarang cerpen se – Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari.

Cerita pendek yang ditulis oleh Armila menceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama sangi, yang senang berburu. Sangi tinggal di dekat sungai Tahi ite, yang banyak dihuni oleh buaya – buaya yang ganas. Walaupun sangi seorang pemuda yang pemberani, namun kerap kali dia sering lupa diri dan menjadi ceroboh dalam bertindak, yang membawanya dalam kejadian yang mengenaskan..

Setelah Sangi dibawa ke tempat siluman buaya, dia akhirnya mengawini putri siluman buaya sebagai syarat untuk membalas budi baik raja siluman buaya yang telah menyembuhkan sangi dari racun gigitan ular.

Walaupun telah ditolong dan diberi kebaikan oleh raja siluman buaya, namun sangi masih selalu merindukan keluarganya yang belum pernah tahu bagaimana keadaannya sekarang. Setelah mendapat restu dari raja siluman buaya, Sangi akhirnya kembali ke alam manusianya.

Sekembalinya Sangi dari tempat siluman buaya, Sangi berubah menjadi seorang yang kaya raya, mempunyai banyak emas yang merupakan bekal dari raja siluman buaya sebagai mertuanya. Namun itu semua tidak membuat sangi menjadi puas, terlebih lagi dia kemudian mengawini perempuan lain pilihan orang tua sangi. Sangi menjadi lupa pulang untuk menemui istri siluman buayanya.

Setelah berbulan – bulan tak kembali, akhirnya siluman buaya yang merupakan istri pertamanya memutuskan untuk mencari Sangi ke darat. Maka bertemulah sepasang suami istri yang beda alam tersebut.

Walaupun sebenarnya sangi masih ingat kepada istri pertamanya, namun sifat serakah dan khianat lebih menguasai pikiran dan perasaannya, dan dia tidak mengakui bahwa putri siluman buaya adalah istrinya. Namun karena kebaikan hati putri siluman buaya, akhirnya sangi selamat dari kemurkaan raja siluman buaya, dengan satu syarat diberikan oleh putri siluman buaya yaitu jika sewaktu – waktu putri berkunjung ke tempat Sangi, maka sangi harus mengakui bahwa putri siluman buaya adalah istrinya.

Seminggu kemudian..........

Datanglah isteri pertama Sangi dalam wujud buaya putih. Hal tersebut membuat geger warga di kampung Sangi tinggal, dan warga hampir saja membunuh putri siluman buaya itu, namun Sangi menghalanginya, warga kampung akhirnya semakin yakin dengan cerita – cerita sebelumnya bahwa Sangi pernah mengawini putri siluman buaya. Namun Sangi tetap saja memungkiri bahwa siluman buaya itu adalah isteri pertamanya.

Untuk membuktikan bahwa siluman buaya tersebut bukan isterinya, Sangi dengan tega membunuh isterinya yang pernah menolong dan merawat dia saat ditimpa musibah. Walaupun ada sedikit penyesalan dalam hatinya namun keserakahan seorang Sangi atas harta dan isteri cantik membuat dia memendam penyesalannya, Ia berbahagia berkat emas yang ia peroleh.

Kejadian itu membuat raja siluman buaya menjadi sedih bercampur marah, namun lagi – lagi Sangi memelas agar tidak dibunuh oleh siluman buaya. Sang raja akhirnya memberi keringanan hukuman kepada Sangi, yaitu ia harus mengembalikan seluruh emas yang telah raja buaya berikan kepadanya. Tetapi keringanan hukuman tersebut tidak seperti yang ia perkirakan, dan dia memilih untuk tidak mengembalikan emas – emas tersebut karena dia terlalu serakah dan takut menjadi miskin. Sang raja bertambah geram dan mengutuk Sangi KuTundako Khai Dhadii Bueya Whulaa Sangi ”, artinya Ku Kutuk engkau menjadi buaya emas Sangi.

Sejak itulah Sangi menjadi penghuni sungai Tahi ite yang kaya akan emas di bawah perintah raja siluman buaya.

YOU ARE WELLCOME

You must try to browse.....and find your experience of Bombana culture.

Kabaena, 270905

Saudaraku,

Kutemui kau dalam geliat pulaumu

Diam, terpejam, cantik seperti putri tidur

Lelap, mengalun nafas seperti ombak dilautmu yang biru

Tapi saudaraku,

Hidup adalah pembelajaran dan pengajaran maha panjang

Ia memang mengalir, tapi kau harus menciptakan riak-riak besar

Buatlah gelombang besar hancurkan semua kelembaman

I LOVE YOUR ISLAND


Bangunlah seperti negrimu yang mulai menata diri

Berlarilah, kejarlah hari-harimu dengan pasti

Berarti tidak tertuang dalam guliran statis

Hidup adalah kedinamisan yang tak berhenti di satu titik

Kemerdekaanmu adalah kemampuanmu memerdekakan diri

Bangunlah, buatlah keajaiban-keajaiban kecil

Tatap langit sebab hidup tak akan kembali.....

Dan pulanglah menghadap-Nya dengan berarti.